You need to enable javaScript to run this app.

Proses Pembejalaran Daring di Tengah Antisipasi Penyebaran Virus Corona

Proses Pembejalaran Daring di Tengah Antisipasi Penyebaran Virus Corona

Pembelajaran secara daring diimplementasikan dengan beragam cara oleh pendidik di tengah penutupan sekolah selama dua pekan untuk mengantisipasi virus corona. Namun implementasi itu dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada ketidaksiapan di kalangan pendidik untuk beradaptasi di iklim digital.

Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo mengatakan, sejauh ini banyak sekolah, utamanya di Jakarta, yang menerapkan metode pemberian tugas secara daring bagi para siswa. Penugasan itu dilakukan melalui berbagai media sosial yang tersedia, terutama whatsapp grup.

Ia menilai, dalam kondisi darurat karena adanya virus corona seperti sekarang, bentuk penugasanlah yang dipandang efektif dalam pembelajaran jarak jauh. Konsekuensinya, pengenalan konsep mengenai suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik.

"Dalam pembelajaran jarak jauh sampai saat ini, efektif dalam mengerjakan penugasan. Tapi, dalam pembelajaran untuk memahami konsep, kemudian mengembangkan konsep itu sampai refleksi, tidak berjalan dengan baik itu," katanya, Jumat 20 Maret 2020.

Ia menyebutkan langkah-langkah pembelajaran dalam situasi tatap muka biasanya mengikuti tahapan-tahapan tertentu dalam skema ranah kognitif C1 sampai C6. Ranah tersebut menjadi panduan dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa yang dimulai pertama kali dari penyampaian pengetahuan, kemudian berlanjut ke pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Menurutnya, dalam pembelajaran tatap muka, akan ada penyampaian konsep pembelajaran dan tujuannya terlebih dahulu. Kemudian pembelajaran berlanjut sampai pemahaman dan pengembangannya. Tahapan-tahapan itu yang dinilainya tidak berjalan dengan baik dalam situasi darurat seperti sekarang.


Pengamat pendidikan Indra Charimiadji mengatakan, selama empat hari terakhir, banyak guru mengimplementasikan dengan cara-cara beragam belajar di rumah. Dari perbedaan cara belajar itu, basisnya tetap pembelajaran secara daring.

"Ada yang membuat konsep ceramah online, ada yang tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi divideokan dan yang menjadi lucu karena terlihat bangku-bangku kosong kemudian dikirim ke aplikasi whatsapp siswa. Kemudian ada juga yang memanfaatkan konten-konten gratis dari berbagai sumber," katanya.

Menurut dia, hal tersebut adalah suatu usaha awal yang baik, tetapi pada dasarnya tidak sesuai dengan pedagogi digital (e-pedagogy). Dalam pedagogi digital, konten sudah tidak penting lagi karena dengan adanya internet siapa saja mudah mendapatkan konten dan sebagian besar disediakan gratis.


Fokus di pendidikan era 4.0, katanya, bukan lagi mengenai apa yang dipelajari, melainkan bagaimana caranya belajar.

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01353818/proses-pembejalaran-daring-di-tengah-antisipasi-penyebaran-virus-corona-dinilai-belum-maksimal

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Sudamar, S.Pd

- Kepala Sekolah -

Selamat Datang di Website SMPN 2 Kokap

Berlangganan
Jajak Pendapat

Model Pembelejaran yang sesuai dengan kondisi saat ini adalah

Hasil
Banner