You need to enable javaScript to run this app.

Gagap Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Corona

Gagap Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Corona

Salah kaprah

Pembelajaran daring masih dianggap hanya memberikan tugas melalui internet. Bukan diartikan pembelajaran daring sesungguhnya, yang mana guru dan murid sama hadir dan bertemu di ruang maya.

"Sangat keliru, jika pembelajaran daring sama halnya dengan memberi tugas pada murid," ujar Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim.

Jika hanya memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada siswa, maka yang repot adalah orang tuanya. Apalagi, jika orang tuanya juga bekerja dari rumah.

Seharusnya, kata Ramli, pembelajaran daring sama halnya dengan pembelajaran di kelas. Murid dan guru bertemu di ruang maya. Terjadi interaksi guru dan murid.

"Adanya virus Covid-19 ini membuka mata kita, bagaimana sesungguhnya kualitas guru kita. Pendidikan kita masih gagap dalam menghadapi kondisi seperti ini," tukas Ramli.

Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, banyak kejadian lucu ditemuinya dalam usaha sekolah membuat proses pembelajaran daring. Ada yang membuat konsep ceramah online, ada yang tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi divideokan yang menjadi lucu karena mengajar bangku-bangku kosong kemudian dikirim ke aplikasi Whatsapp siswa, ada yang memanfaatkan konten-konten gratis dari berbagai sumber.

"Suatu usaha awal yang baik tetapi pada dasarnya tidak sesuai dengan pedagogi digital, yang mana konten sudah tidak penting lagi karena dengan adanya internet betapa mudahnya mendapatkan konten dan sebagian besar gratis," terang Indra.

Fokus di pendidikan era 4.0 bukan lagi apa yang dipelajari melainkan bagaimana caranya belajar. Dalam hal itu, peran seorang pendidik sangat dibutuhkan, karena mereka harus membimbing peserta didik tentang caranya belajar dengan memanfaatkan internet.

"Intinya guru-guru Indonesia belum siap melakukan pembelajaran dalam konsep daring," cetus Indra.

Guru tidak perlu memberi banyak informasi, namun yang penting informasi yang membuat siswa produktif dan kreatif. Dalam pembelajaran daring, guru dan orang tua memiliki peran pendampingan. Tidak dengan menyuapi anak dengan pengetahuan, tapi membiarkan anak memilih pengetahuan itu sendiri.

Kondisi yang terjadi saat ini, lanjut Indra, menunjukkan belum efektifnya pelatihan guru yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Psikolog Universitas Indonesia Dr Rose Mini Agoes Salim mengatakan peserta didik harus membiasakan pembelajaran dalam jaringan (daring) selama berlangsungnya wabah virus COVID-19 di Tanah Air. Guru bisa menggunakan platform-platform pembelajaran daring tertentu dan bisa membantu anak sehingga anak tidak merasa tidak tatap muka dengan gurunya. Bisa dengan menggunakan video dan lainnya.

Begitu selesai melihat video, mendengarkan apa yang diterangkan oleh gurunya, kemudian ada bahan pertanyaan yang harus diisi oleh murid. Pertanyaan itu, kalau sudah diisi tidak bisa balik lagi.

Dengan pola seperti itu, anak akan mendengarkan dan fokus pada pembelajaran daring sehingga bisa menjawab pertanyaan. Untuk sisa waktu setelah belajar, Rose menyarankan keluarga melakukan proyek bersama yang dilakukan seluruh anggota keluarga.

https://republika.co.id/berita/q7i0xj409/gagap-pembelajaran-daring-di-tengah-wabah-corona

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Sudamar, S.Pd

- Kepala Sekolah -

Selamat Datang di Website SMPN 2 Kokap

Berlangganan
Jajak Pendapat

Model Pembelejaran yang sesuai dengan kondisi saat ini adalah

Hasil
Banner